:: Selamat Datang di Official Website Masjid Al Hikmah Toyan. Semoga bisa menjadi media berbagi dan media silaturahmi untuk saling memotivasi. Tingkatkan Ukhuwah, Jaga Istiqomah. Salam Ikhuwah. Indahnya Berbagi - Mari Menuju Kebaikan dan Perbaikan ::.
do follow

Website Masjid Al Hikmah Toyan

| Secara Bertahap Website Ini Akan Migrasi Ke Rumah Baru Kami | www.alhikmahtoyan.org

Selasa, 31 Mei 2011

Mahasiswa Abadi Universitas Kehidupan

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Hadits Rasulullah SAW, “Uthlubul ‘ilma minal mahdi ila lahdi”, Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang kubur. Dalam bahasa pendidikan hal ini dikenal dengan istilah long life education.

Long life education meliputi Pertama, Improvement, yaitu mengasah pribadi menjadi yang terbaik secara keilmuan, dewasa dalam berpikir, dan berakhlak mulia. Kedua, Development, mengembangkan ilmu yang telah dimilikinya, lebih lanjut mencoba menemukan pemikiran-pemikiran baru yang brilian. Ketiga, empowerment, yaitu memberdayakan, menularkan, berbagi ilmu yang telah dimilikinya kepada orang lain atau transfer knowledge.

Sumber pembelajaran bisa diperoleh dengan cara teks book, yaitu dengan membaca. Al Qur’an, Al Hadist, buku baik yang bersifat keagamaan ataupun dari rumpun lain dapat dijadikan sumber/acuan. Menghadiri pengajian, majelis taklim, kajian keagamaan pun dapat dijadikan sebagai sumber ilmu.

Dan, yang tak kalah penting ayat-ayat kauniyah yang telah diciptaan Allah SWT di alam semesta adalah sumber ilmu yang luar biasa.

Tak mudah memang mencoba menjadi pribadi yang selalu belajar. Perlu pemahaman dan paradigma akan pentingnya menuntut ilmu, serta perlunya semangat belajar yang kuat.

Hal itu, jika tidak dipahami seringkali kemudian membatasi diri untuk belajar. Kadang, secara tidak sadar kita telah menciptakan batas pada diri kita. Ditambah dengan faktor lingkungan yang mungkin tidak mendukung untuk melakukannya. Mari menjadi pribadi unggul melalui Universitas Kehidupan. Allohu A’lam. *[adm]

Selengkapnya → Mahasiswa Abadi Universitas Kehidupan

Senin, 30 Mei 2011

Jangan Percaya Joki SNMPTN 2011

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Tanggal 31 Mei dan 01 Juni 2011, nampaknya menjadi hari yang menentukan bagi peserta SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tahun 2011.

Setelah sekian lama daya dan upaya telah dilakukan, mulai dari les di sekolah sampai dengan les privat di lembaga pendidikan, tak lupa tentunya doa pun telah dipanjatkan. Akhirnya saatnya pembuktian atas apa yang telah dilakukan itu, melalui SNMPTN yang akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal tersebut.

Dalam menghadapi SNMPTN, sudah semestinya kepercayaan diri ditanamkan. Berjuang lulus dengan kemampuan yang ada pada diri kita. Jauhkan segala tindak kecurangan, diantaranya praktik perjokian. Dengan melakukan perjokian, berarti kita tidak percaya pada kemampuan yang kita miliki.

Firman Allah SWT dalam QS. Ali ’Imran : 110, ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia ...”. Bukankah kita dilahirkan dengan kemampuan otak yang luar biasa. Lalu kenapa kini, kemampuan itu seakan hilang dari diri kita. Karena kemampuan itu tidak pernah dipupuk ? Ataukah kepercayaan diri yang kurang, sehingga mengakibatkan otak kita yang luar biasa itu menjadi seolah terpinggirkan.

Usaha telah dilakukan, doa telah dipanjatkan, berusahalah dengan optimal pada SNMPTN Tahun 2011 ini, selebihnya berbaik sangka pada Sang Rahiim. Bahwa Dia pasti akan menjawab usaha dan doa kita itu. Allohu A’lam. *[adm]

Selengkapnya → Jangan Percaya Joki SNMPTN 2011

Minggu, 29 Mei 2011

Menikah Bukan Terminal Terakhir

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Beberapa minggu ini dan kedepan, warga jamaah Masjid Al Hikmah Toyan nampaknya disibukkan dengan beberapa hajatan warga yaitu Khitanan dan Nikahan.

Hajatan yang telah dilaksanakan diantaranya khitan adik Anggita Wahyu Sulistyo Jati dan Ramadhan Fajriyanto. Kedua anak tersebut notabene adalah santri Taman Pendidikan Al Qur’an. Sementara hajat pernikahan Vidya Candra akan dilaksanakan pada Ahad, 5 Juni 2011 mendatang. Candra adalah salah satu alumni Remaja Islam Masjid Al Hikmah Toyan.

Khitan dan nikah adalah bagian dari perintah Allah SWT dan Sunnah Rasul. Dengan khitan atau nikah tersebut, diharapkan dapat menjadi momentum yang tepat bagi masing-masing pribadi, dalam hal perbaikan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab atas diri dan lingkungannya.

Teringat pesan, salah satu Ustadz Al Hikmah Toyan beberapa tahun yang lalu, bahwa menikah bukan akhir dari perjuangan. Jangan “Biren - bar rabi liren” - setelah menikah terus berhenti berjuang. Biasanya setelah menikah, seseorang lebih berat kepada istri dan keluarga, daripada kepada perjuangan. Berapa banyak penggiat masjid, yang setelah menikah akhirnya berhenti dari aktivitas masjid dan perjuangannya. Allohu A’lam. *[adm]

Selengkapnya → Menikah Bukan Terminal Terakhir

Sabtu, 28 Mei 2011

Pembuatan Infrastruktur Cor Blok Menuju Masjid

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Sebagai tindak lanjut dari bantuan semen dari pemerintah, akhirnya dipilihlah ruas jalan timur laut masjid tersebut sebagai prioritas.

Pembangunan cor blok jalan sepanjang 100 meter itu, sedianya akan dilaksanakan secara bertahap sampai dengan pojok sebelah Timur Laut masjid. ”Dalam bulan ini, semoga pembangunan cor blok telah selesai”, kata Saridjo, Ketua RT 21, yang memimpin secara langsung pelaksanaan kerja bakti, Ahad, 22 Mei 2011.

Stimulan berupa semen dari pemerintah tersebut disambut baik oleh warga RT 21. ”Dari bantuan yang ada dan ditambah dengan dana sukarela warga RT 21, akhirnya pembangunan ini dapat dilaksanakan’, kata Iswandi salah satu warga.

Dengan adanya jalan cor blok sebelah timur laut masjid tersebut, diharapkan menjadi salah alternatif jalan bagi jamaah dari sebelah utara, yang akan berjamaah dan meramaikan masjid, apalagi menjelang bulan suci Ramadhan. Semoga bermaanfaat. Aamiin. *[adm]

Selengkapnya → Pembuatan Infrastruktur Cor Blok Menuju Masjid

Jumat, 27 Mei 2011

Percepatan Transfer Ilmu

[alhikmahtoyan.blogspot.com] – Puji syukur kepada Sang Khalik, Alhamdulillah karena dalam (1) satu minggu ini beberapa santri kelas Abu Bakar yang telah jilid 6 naik ke kelas Al Qur’an.

Dampak positif ini nampaknya disebabkan karena, santri TPA yang baru memasuki Iqro’ jilid 4, jilid 5, jilid 6 banyak yang mengikuti tadarus rutin setiap malam Ahad. Awalnya, tadarus ini dikhususkan bagi Remaja Islam Masjid dan Santri TPA yang telah bisa membaca Al Qur’an. Namun dengan alasan percepatan transfer keilmuan maka sasaran pesertanya pun diperluas.

Bagi santri TPA yang baru jilid 4, jilid 5, jilid 6, hal ini bukan sesuatu yang mudah. Setiap tadarus rutin itu, dengan terbata-bata dalam membaca Al Qur’an, akhirnya dalam pembelajaran rutin TPA yang diselenggarakan setiap Selasa, Kamis, Sabtu, mereka menjadi lebih lancar menjalani proses tingkatan Iqro’.

Beberapa tahun terakhir pun target telah dicanangkan. ”Maksimal kelas 6 Sekolah Dasar (SD), adik-adik TPA harus sudah bisa membaca Al Qur’an”, kata Aan Direktur TPA. Hal ini bukan tanpa alasan, dengan semakin tingginya pendidikan anak, maka kegiatan pun akan semakin banyak, pengaruh lingkungan dan teman juga semakin besar. Sehingga mutlak membaca Al Qur’an dan dasar-dasar keislaman harus sudah dimiliki santri TPA Al Hikmah Toyan di usia itu.

Pesan yang selalu disampaikan, bahwa kenaikan tingkat dari Kelas Iqro’ ke Juz 1 kelas Al Qur’an bukan akhir dari mempelajari Al Qur’an. Lebih semangat. *[adm]

Selengkapnya → Percepatan Transfer Ilmu

Kamis, 26 Mei 2011

Meraih Simpati Umat

Barangsiapa melihatnya (Rasululloh Shallallahu 'alaihi wa Sallam), maka ia akan merasa segan, dan barangsiapa yang bergaul dengannya maka ia akan menyukainya [Riwayat Tirmidzi].

Mendapatkan ridha Alloh Subhanahu wa Ta'ala adalah tujuan utama berdakwah, tapi mencari simpati masyarakat bukanlah hal yang salah, dan justru harus dilakukan. Ridha Sang Maha, harus menjadi priotitas daripada yang lainnya. Tetapi berusaha secara paralel untuk mendapatkan keduanya (Ridha Alloh sekaligus simpati umat), juga mutlak dilakukan oleh seorang juru dakwah.

Semua juru dakwah, pasti punya harapan yang sama, yaitu ajakan dakwahnya diterima dengan hati terbuka. Seorang ustadz/dai akan merasa puas, jika orang-orang akhirnya berbondong-bondong melaksanakan ajaran yang disampaikannya. Idealnya seorang dai dilarang untuk kecewa, apalagi berputus asa, jika dakwahnya tertolak. Namun tidak bisa dipungkiri,pasti ada perasaan sedih, perih dan pilu.

Dakwah akan efektif jika disampaikan oleh dai/muballigh yang simpatik. Dengan akhlak dan kepribadian yang baik, mereka akan memiliki daya tarik. Simpati umat tidak bisa didapat dengan tiba-tiba dan instan, melainkan dengan usaha keras untuk memperbaiki akhlak dan kepribadian itu sendiri. Simpati bukan datang karena indahnya kata-kata, tetapi melalui penampilan diri yang lembut dan santun.

Abu Hurairah, seorang sahabat yang banyak meriwayatkan hadist, suatu hari pernah mendatangi Rasululloh khusus untuk meminta doa agar masyarakat muslim mencintai dan bersimpati kepadanya. Abu Hurairah sadar bahwa tanpa simpati umat, dakwah yang akan disampaikan sulit diterima.

Jika seorang sahabat seperti Abu Hurairah masih memerlukan simpati umat, apalagi kita yang masih belum banyak berbuat dan berkorban untuk umat. Mari para dai/ustadz/muballigh, belajar untuk meraih dan merebut simpati umat. Selalu perbaiki diri, konsisten, demi tegaknya Islam. *[adm]

Selengkapnya → Meraih Simpati Umat

Rabu, 25 Mei 2011

Memahami Pasangan

Semua orang pasti ingin dipahami, dimengerti apa kemauannya, dipenuhi kebutuhannya dan dituruti keinginannya. Pernikahan adalah bersatunya dua anak manusia yang berlainan jenis dan latar belakang. Lelaki dan perempuan adalah dua makhluk yang Alloh Subhanahu wa Ta'ala, ciptakan berbeda.

Perbedaan itu bukan saja secara fisik, melainkan juga dalam cara berkomunikasi, cara berpikir, merasa, memahami, bereaksi, menanggapi sesuatu. Masing-masing mempunyai peran yang berbeda dan saling melengkapi. Laki-laki dengan fitrahnya sebagai seorang pemimpin, bertanggung jawab atas kebutuhan keluarga. Sementara, perempuan diciptakan dengan perasaan yang halus, karena disiapkan oleh Alloh SWT sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya.

Setelah menikah, ada orang lain yang berbagi kehidupan dengan anda. Semua perlu adanya komunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik, diharapkan semua permasalahan yang dihadapi, dapat diselesaikan dengan baik, terhindar dari perselisihan, dan diperoleh jalan keluar yang baik.

Saling terbuka terhadap pasangan, sikap menghargai waktu, konsisten terhadap komitmen, mutlak diperlukan dan dan perlu terus dipupuk dalam keluarga.

Pada akhirnya kita harus memahami bahwa Alloh SWT, menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Pada masing-masing orang, Alloh berikan kelebihan dan kekurangan. Kekurangan apapun yang dimiliki pasangan, terimalah dengan hati yang lapang. Bisa jadi Alloh menjadikan banyak kebaikan dibalik semua itu. *[adm]

Selengkapnya → Memahami Pasangan

Minggu, 22 Mei 2011

Kiamat Sudah Dekat


Meminjam judul sebuah film karya H. Dedy Mizwar, yang sempat terkenal beberapa tahun lalu. Walaupun mungkin telah beberapa saat, judul ini nampaknya menjadi sesuatu yang tetap menarik dan patut diperbincangkan, diulas bahkan diangkat menjadi sebuah materi pengajian.

Hal inilah yang kemudian disampaikan dalam pengajian Malam Ahad, selepas Sholat Isya’, di serambi Masjid Al Hikmah Toyan. Banyak dari peserta pengajian, yang notabene adalah santri TPA Al Hikmah, kemudian bertanya, Apakah kiamat memang benar sudah dekat ? Apakah benar Tahun 2012 benar terjadi kiamat ? Pertanyaan yang menggelitik yang sebetulnya ringan jawabannya, namun perlu sebuah kemasan tersendiri dalam menyampaikan, mengingat usia mereka yang masih sangat dini.

Penyampaian materi yang disampaikan mencakup, tanda-tanda datangnya hari kiamat sampai dengan apa yang harus disiapkan dalam menghadapi akhir zaman itu. Di usia bumi yang sudah semakin tua, teknologi semakin modern dan canggih, jarak dan waktu serasa tiada batas, dan tantangan kehidupan sudah sedemikian komplek, menuntut anak-anak untuk lebih berhati-hati dan waspada dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Dalam pengajian itu, Aan, Direktur TPA Al Hikmah, berpesan bahwa inilah dunia yang sedang kita jalani sekarang. Kita tidak mungkin lari dari semua ini. Tetaplah bermain seperti anak-anak pada umumnya, karena itu memang dunia mereka. Namun belajarlah untuk disiplin, belajarlah menghargai waktu. ”Kalau waktunya bermain, silahkan bermain, tapi perlu diingat kalau sudah waktunya belajar, mestinya juga belajar yang sungguh-sungguh. Begitu juga dengan kegiatan yang lain, harus disesuaikan waktunya. Jangan sampai waktunya mengaji, malah bermain.” kata Aan.

Persiapkan bekal yang cukup dalam menghadapi kiamat. Sholat yang sesuai tuntunan, tepat waktu, mengaji dengan benar, berbakti pada orang yang lebih tua, sisihkan rezeki untuk infak. Walaupun materi yang disampaikan tentang kiamat, namun pengajian dikemas dengan ringan, suasana sangat cair, diselingi senyuman bahkan gerai tawa. Diantaranya ketika membicarakan masalah infak. ”Menabung di TPA saja 5000 atau 10000 rupiah, namun kalau infak pengajian kok cuma 500 rupiah”, kata Aan yang diikuti tawa adik-adik.

Sungguh menyenangkan rasanya, mengetahui adik-adik peserta pengajian yang rata-rata masih Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan sebagian Sekolah Menengah Atas itu, masih mempunyai semangat untuk mengaji dan aktif di kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Kegiatan Masjid (UKM) Masjid Al Hikmah Toyan. ”Di masjid ini, melihat kegiatan dan semangat yang ada, rasanya masih ada secercah harapan, ditengah kecemasan dan kegalauanku akan perkembangan keislaman sekarang ini,”ungkap Aan.

Kuberharap, Masjid bukan hanya milik orang-orang tua yang sudah mendekat dengan ajal, namun milik kaum pemuda. Ayo semangat dan teruslah belajar menggali Islam, berpegang teguh pada Al Qur’an dan Al Hadits, jemputlah ajal dengan senyuman termanismu. *[adm]

Selengkapnya → Kiamat Sudah Dekat

Rabu, 18 Mei 2011

Larangan Mempersekutukan Allah SWT

Suatu sore, kurang lebih pukul 16.00 WIB, sebelum pembelajaran TPA dimulai, Seorang Ustadz bertanya, ”Siapa yang belum shalat ’Asar ?”. ”Saya”. Lho .. kok banyak.

Hal tersebut, hampir selalu ditanyakan kepada santri Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA), Al Hikmah Toyan, setiap Hari Selasa, Kamis dan Sabtu, sebelum dilakukan pembelajaran. Namun, setiap pertanyaan itu dilontarkan, masih ada juga santri yang belum melaksanakan shalat asar. Bahkan kadang-kadang santri yang sama.

Pertanyaan yang kemudian muncul di benak Sang Ustadz adalah, Mengapa belum shalat ? Apakah lupa ? Apakah belum bisa shalat ? Atau apakah tidak pernah diingatkan, ditegur dan diberikan pengertian oleh orang taunya dirumah ?

TPA Al Hikmah Toyan, sebagai lembaga pendidikan keagamaan non formal, dalam silabus pembelajarannya telah mencantumkan shalat sebagai salah satu materi pokok (baik bacaan maupun praktek), selain materi baca tulis Al Qur’an dan materi penunjang lainnya. Namun, waktu pembelajaran di TPA yang sangat terbatas, mengharuskan sinergitas dan peran lebih dari orang tua dalam hal pembinaan dan pendampingan di rumah.

Dalam Al Qur’an, Surat Luqman : 13, ”Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ”Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Nampaknya firman Allah SWT, diatas layak untuk kembali disimak. Larangan mempersekutukan Allah dalam arti luas adalah menaati segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Sudah semestinya tugas orang tua memberikan kasih sayang yang utuh, diantaranya dengan memberikan motivasi, dorongan untuk meng-esakan Sang Pencipta. Mengecek sampai sejauh mana pemahaman si anak tentang Islam. Dan ini mestinya berlaku bagi anak, sampai dengan mereka menginjak usia dewasa.

Hal ini menjadi anti klimak ketika orang tua mereka justru belum melaksanakan perintah Allah tersebut. Jangankan memberi motivasi dan dorongan, sedangkan untuk mereka sendiri saja, mereka belum melaksanakan. Dengan berbaik sangka semoga para orang tua itu telah malaksanakan perintah-Nya, telah dan terus memberikan motivasi dan dorongan kepada anak-anak mereka ? Allohu A’lam. *[adm]

Selengkapnya → Larangan Mempersekutukan Allah SWT

Selasa, 17 Mei 2011

Hari Dimana Tak Ada Naungan Selain Naungan-Nya

Disaat perkara sangat berat, dimana matahari didekatkan, semua manusia ingin selamat. Firman Allah dalam Al Qur’an, Surah 'Abasa : 34 – 37, "Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya.

Setiap orang dari mereka, pada hari itu, mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya". Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Tujuh golongan yang Allah akan menaungi mereka pada hari yang tiada naungan melainkan naungan-Nya :

1. Imam yang adil,
2. Pemuda yang tumbuh dengan beribadat kepada Allah,
3. Seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid,
4. Dua orang yang saling mencintai kerana Allah, bertemu dan berpisah kerana Allah,
5. Laki-laki yang digoda oleh wanita bangsawan dan rupawan, tetapi ia berkata: Sesungguhnya aku takut terhadap Allah,
6. Seseorang yang bersedekah dengan cara yang tersembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dibelanjakan oleh tangan kanannya,
7. Seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi, sehingga ia mengalirkan air matanya.” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

Bukan perkara mudah memang menjadi salah satu golongan tersebut, tetapi, mari kita berusaha menjadi salah satu dari apa yang telah disampaikan rasullulloh itu. Tengadahkan tangan, mohon kepada Allah Sang Rahman, semoga kita termasuk salah satu dari 7 golongan tersebut. *[adm]

Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]

Selengkapnya → Hari Dimana Tak Ada Naungan Selain Naungan-Nya

Sabtu, 14 Mei 2011

Pembentukan Watak Dan Karakter Sejak Dini

Jumat, 13 Mei 2011, selepas Shalat Isya’, salah satu Unit Kegiatan Masjid Al Hikmah Toyan, yaitu pengajian ibu-ibu, melaksanakan pengajian rutin Malam Sabtu. Pada malam itu, pengajian disampaikan oleh H. Ali Munawir, S.Pd.I.

Dalam kesempatan tersebut, Ali Munawir menyampaikan pentingnya peran keluarga, sebagai tempat penanaman nilai-nilai subtantif keislaman sejak dini. Keluarga adalah tempat pertama bagi anak dalam hal pembentukan watak dan karakter. Saat ini, di era transformasi teknologi yang semakin canggih, tidak dapat dipungkiri, sangat berpengaruh pada pola pikir anak.

Hal itu, jika tidak diimbangi dengan penanaman nilai keislaman, akan menimbulkan permasalahan dikemudian hari. Dengan terbatasnya pelajaran agama yang diperoleh dalam jenjang pendidikan formal yaitu sekolah, Ali Munawir, menyampaikan tips diantaranya :
1. Berikan tambahan ilmu agama di rumah.
2. Masukkan anak ke Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA).
3. Bimbing anak selama belajar di rumah.
4. Berikan bimbingan dan kasih sayang yang utuh di rumah.
5. Jangan biarkan anak mencari pelarian di luar rumah.
6. Pantau anak selama selama bermain di luar rumah.

Lebih lanjut, Ali Munawir menambahkan, yang tak kalah penting adalah doa restu dari orang tua. Mohon kepada Alloh SWT, agar anak yang diamanahkan tersebut, dapat menjadi Qurrotan A’yun, bertaqwa kepada Alloh SWT, menjadi kebanggaan, dapat ”mikul dhuwur mendhem jero [jw]”, serta dapat menjadi Anak Saleh yang dapat mendoakan orang tuanya, baik selama hidup maupun ketika sudah meninggal. Semoga .. Aamiin. *[adm]

Selengkapnya → Pembentukan Watak Dan Karakter Sejak Dini

Senin, 09 Mei 2011

April Fools Day

April Fools Day, demikian orang Barat menyebut tanggal 1 April atau lebih popular disebut sebagai ‘April Mop’. Namun tahukah Anda jika perayaan tersebut sesungguhnya berasal dari sejarah pembantaian tentara Salib terhadap Muslim Spanyol. Perayaan April Mop yang selalu diakhiri dengan kegembiraan itu sesungguhnya berawal dari satu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan.

April Mop atau The April’s Fool Day berawal dari satu episode sejarah Muslim Spanyol di tahun 1487 atau bertepatan dengan 892 H. Sebelum sampai pada tragedi tersebut, ada baiknya menengok sejarah Spanyol dahulu ketika masih di bawah kekuasaan Islam. Simak kisahnya.

Sejak dibebaskan Islam pada abad ke-8 M oleh Panglima Thariq bin Ziyad, Spanyol berangsur-angsur tumbuh menjadi satu negeri yang makmur. Pasukan Islam tidak saja berhenti di Spanyol, namun terus melakukan pembebasan di negeri sekitar menuju Perancis. Cahaya Islam telah menerangi Spanyol.

Karena sikap para penguasa Islam begitu baik dan rendah hati, maka banyak orang Spanyol yang kemudian dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Muslim Spanyol bukan hanya beragama Islam, namun mereka sungguh-sungguh mempraktekkan kehidupan secara Islami. Keadaan tenteram seperti itu berlangsung hampir enam abad lamanya.

Selama itu pula kaum kafir yang masih ada di sekeliling Spanyol tanpa kenal lelah terus berupaya membersihkan Islam dari Spanyol, namun mereka selalu gagal. Akhirnya mata-mata itu menemukan cara untuk menaklukkan Islam di Spanyol, yakni melemahkan iman mereka, dengan jalan serangan pemikiran dan budaya. Maka mulailah secara diam-diam mereka :

1. Mengirim alkohol gratis ke wilayah Spanyol.
2. Membujuk kaum muda agar lebih suka bernyanyi daripada membaca baca Qur’an.
3. Mengirim ulama palsu dan meniupkan perpecahan di dalam tubuh umat Islam Spanyol.

Lama-kelamaan upaya ini membuahkan hasil. Satu persatu daerah di Spanyol jatuh, Granada adalah daerah terakhir yang ditaklukkan. Penduduk Islam di Spanyol (juga disebut orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Dengan liciknya tentara salib meneriakkan pengumuman, bahwa para Muslim Granada bisa keluar dari rumah dengan aman dan diperbolehkan berlayar keluar dari Spanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Muslim Granada keluar dari rumahnya menuju pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai tentara Salib bertahan dan terus bersembunyi di rumahnya. Setelah ribuan umat Islam panyol berkumpul di pelabuhan, tentara Salib itu membakar rumah-rumah tersebut bersama orang-orang Islam yang masih bertahan di dalamnya.

Seluruh Muslim Spanyol di pelabuhan itu habis dibunuh dengan kejam. Tragedi ini bertepatan dengan tanggal 1 April. Inilah yang kemudian setiap tanggal 1 April sebagai April Mop (The Aprils Fool Day). Biadab, dan sungguh terlalu bagi umat muslim yang merayakannya di mana ribuan saudaranya seiman dibantai oleh tentara Salib di Granada, Spanyol.

Siapa pun orang Islam yang turut merayakan April Mop, maka ia sesungguhnya tengah merayakan ulang tahun pembunuhan massal ribuan saudara-saudaranya di Granada, Spanyol, beberapa abad silam. Na'uzubillah Min Dzalik. *[adm]

Selengkapnya → April Fools Day

Minggu, 08 Mei 2011

Kejujuran, Mahalkah ?

Rabu, 20 April 2011, kira-kira pukul 15.45 WIB, sepulang dari “glidik, ngupadi upo [bekerja, mencari sesuap nasi]”, penulis menyempatkan diri, mampir ke bekas lapangan voli, sekarang sering digunakan anak-anak bermain sepak bola, yang letaknya di sebelah Barat Laut, Masjid Al Hikmah Toyan.

Sore itu, anak-anak yang notabene adalah santri Taman Pendidikan Al Qur’an Al Hikmah Toyan, sedang melakukan latihan bersama dengan anak-anak kampung tetangga. Pertandingan berlangsung menarik dan diselingi canda tawa dari pemain, dan tanpa ada wasit.

Gol demi gol-pun tercipta. Yang menarik adalah, ketika dalam suatu kesempatan, terjadi handball. Karena pertandingan berlangsung cepat dan tidak ada wasit, Si anak yang melakukan handball tersebut dengan reflek, mengatakan, “aku handball”. Penulis tersenyum, ”luar biasa”, itulah keceriaan, kepolosan, dan kejujuran anak-anak.

Mungkin, dalam sebuah pertandingan resmi, tidak ada seorang pemain yang melakukan pelanggaran (handball, misalnya), langsung mengakui. Kebanyakan yang ada, pemain itu berusaha mengelak atau justru menyalahkan wasit, ketika itu merugikan tim yang dibelanya.

Bagi anak-anak itu, kepuasan adalah ketika mereka bisa berkumpul dengan teman-teman, tertawa dengan lepas dan mengekspresikan hobby mereka. Anak-anak itu, tidak butuh kemenangan yang harus diperoleh dengan tidak jujur bahkan dengan cara-cara kotor.

Urgensinya, mengambil hikmah dari pengalaman itu, bahwa jujur secara fitrah adalah sifat manusia. Ketika fitrah itu tidak dibiasakan, tidak dijaga, tidak dipupuk mulai dari situasi keluarga, lingkungan serta kondisi dimana dia tumbuh dan berkembang tidak mendukung dan tidak membiasakan kejujuran itu, maka fitrah itu akan hilang, seiring usia mereka menginjak dewasa, 20 atau 30 tahun yang akan datang. Wallohu Alam bi Showab *[adm]

Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]

Selengkapnya → Kejujuran, Mahalkah ?

Kamis, 05 Mei 2011

Masjid Sebagai Pusat Pergerakan

Di zaman Rasululloh SAW, masjid tidak sekedar digunakan sebagai tempat sholat. lebih dari itu, masjid ditempatkan sebagai pusat pergerakan Islam. Mulai dari perencanaan strategi dakwah, perencanaan perang, sampai dengan sarana pembentukan karakter bagi para sahabat. Selain itu, masjid juga menempati fungsi sosial melalui zakat, infaq, shodaqoh.

Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai itu nampaknya mulai bergeser. Walaupun masih ada yang berusaha menjadikan masjid sebagai pusat pergerakan, Namun, itu sangat sedikit sekali jumlahnya. Yang terjadi kebanyakan adalah masjid sekedar menjadi tempat sholat, tempat pengajian dan hal-hal lain yang sifatnya Ibadah kepada Alloh Azza wa Jalla. Lebih sayang lagi, bahkan ada yang beranggapan bahwa, memang seperti itulah fungsi masjid.

Melihat permasalahan sosial yang berkembang sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kemiskinan, nampaknya masjid harus segera mengambil peran semaksimal mungkin guna mengatasi masalah tersebut. Galakkan lagi pengajian-pengajian. Selingi kegiatan rutin itu dengan kegiatan lain untuk menghindari kejenuhan, seperti outbond, hiking, cycling, mewarnai, melukis. Tentu kegiatan itu disesuaikan dengan usia mereka.

Rapatkan barisan, perbaiki sarana prasarana masjid, lalu pusatkan semua kegiatan di masjid. Buat unit kegiatan masjid sesuai dengan potensi dan keinginan jamaah. Setiap unit masjid yang ada, perlu kiranya dibentuk suatu kepengurusan, sebagai sarana latihan tanggung jawab atas kegiatan tersebut.

Jalinlah ukhuwah, silaturahim dan koordinasi yang baik dengan masjid sekitar, saling tukar informasi, saling memotivasi dan jaga istiqomah. *[adm]

Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan]

Selengkapnya → Masjid Sebagai Pusat Pergerakan

Minggu, 01 Mei 2011

Teroris Itu Bernama Narkoba

… bumi ini seakan runtuh, mendengar berita putra tunggal kesayangannya meninggal akibat overdosis …

Penggalan cerita di atas sering kita baca dan akrab di telinga kita dewasa ini. Satu potret buram perjalanan kehidupan bangsa ini, dimana fenomena penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotik, Psikotropika dan Bahan Berbahaya lainnya (NARKOBA) dengan berbagai implikasi dan dampak negatifnya, menjadi sebuah masalah Nasional-Internasional yang sangat kompleks, sedemikian merusak serta mengancam kehidupan masyarakat terutama kalangan generasi muda.

Ketika pergaulan bebas sudah menjadi trend dikalangan generasi muda sekarang ini, ketika itu pula norma-norma susila menjadi sangat tidak diindahkan lagi di komunitas mereka. Kehamilan di luar nikah akibat sex bebas, NARKOBA/drug seakan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari mereka. Apa yang terjadi gerangan ? Kemerosotan moral dan kerusakan akhlak generasi muda sebagai wujud lemahnya iman dan taqwa terhadap Tuhan-kah ?

Sementara di sisi lain ada sekelompok kecil generasi muda yang begitu bersemangat dengan jiwa mudanya mengadakan kegiatan-kegiatan positif seperti kajian keagamaan, seminar tentang AIDS, seminar kenakalan remaja, NARKOBA dan Sex Bebas serta kegiatan lain yang begitu mencerminkan keinginan pencerahan pada pribadi mereka dan lingkungannya.

Ironis memang, ketika kita melihat dua sisi tersebut. Kemudian siapa yang patut dipersalahkan ? Orang tua karena keluarga broken home, lingkungan, komunitas mereka, Kepolisian, Ulama, atau kesalahan diri mereka dalam memilih teman ? Terlepas dari siapa yang salah, dengan mencoba berpikir positif, bahwa wacana yang ada adalah tanggung jawab semua pihak dan harus ditangani secara simultan dan holistik. Artinya permasalahan yang ada harus ditangani dengan keterpaduan dan kepedulian dari semua pihak mulai dari pemakai, keluarga, kepolisian, dan masyarakat luas.

Menyikapi fenomena tersebut Pemerintah sebagai Institusi yang Legal Formal telah mengeluarkan peraturan perundangan baik tentang Narkotika maupun tentang psikotropika. yang mengancam pelaku dengan klasifikasi tingkat hukuman tidak tanggung-tanggung, baik sebagai pengguna, pengedar maupun produsen.

Dilihat dari sisi medis, Narkotik dan zat Psikotropika merupakan jenis obat yang diperlukan dalam dunia kedokteran untuk proses pengobatan dan penelitian yang dalam penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis maupun fisik yang sangat merugikan apabila tanpa pengawasan yang seksama. Salah satu ciri ketergantungan dapat berupa sindroma putus obat (Withdrawal syndrome) yaitu pada saat tidak dipakainya lagi Narkotik dan psikotropika tesebut, dimana hal ini akan menimbulkan gejala pada tingkat yang ringan sampai dengan tingkat berat yaitu kematian bila tidak ditangani dengan benar.

Melihat kondisi yang ada, teknik pendekatan terhadap penyalahgunaan NARKOBA yang dirasa paling efektif adalah suatu pendekatan Psikologis Religius. Artinya urgensitas pemahaman tentang nilai-nilai agama adalah suatu kebutuhan yang begitu besar dan sangat mendesak ditamankan sejak usia dini dalam keluarga sebagai fondasi awal sebelum akhirnya mereka memasuki dunia sekolah, teman sebaya, rekan kerja, dan komunitas yang lain. Sehingga ketika akhirnya individu-individu tersebut menemui komunitas tertentu yang bergelut dengan NARKOBA, dengan dasar pemahaman tentang nilai-nilai subtantif keagamaan, mereka akan mempunyai perisai yang cukup kuat agar tidak terjerumus dalam lingkaran mereka.

Akhirnya, memotret hitam-putihnya dunia NARKOBA, kita sebagai generasi muda tidak perlu menjadi pelaku sejarah sebagai pengguna, pengedar atau bahkan produsen NARKOBA, kita harus berani mengatakan tidak untuk NARKOBA, tabuh genderang perang terhadap NARKOBA, “ Say No To Drug “, jangan pernah mencoba, karena kita adalah manusia yang mempunyai budaya dan agama ... Berani Mencoba ... Nyawa Taruhannya. *[adm]

Ditulis oleh : Aan [Direktur TPA Al Hikmah Toyan, 30.05.2005]

Selengkapnya → Teroris Itu Bernama Narkoba